Kisah Menakjubkan Manusia Yang Bertahan Hidup Di Alam Liar
Ratu Pelangi - Menjalani hidup di jaman sekarang yang penuh
dengan kemudahan seperti hiburan ada, listerik menyala setiap saat, internet
setiap hari dan masih banyak hal lainnya. Pernahkah anda bayangkan jika semua
itu hilang tidak bisa anda gunakan dalam kehidupan sehari hari? apakah anda
sahabat anehdidunia.com mampu bertahan? tidak ada handphone sejam saja sudah
pasti membuat anda kebingungan dan mati gaya. Bayangkan beberapa orang dibawah
ini melakukan kehidupannya seorang diri tanpa dilengkapi apa apa. Mereka
terpakasa hidup menyendiri karena kisah dan jalan hidupnya masing masing. Dan
hebatnya mereka mampu berjuang hidup dengan segala keterbatasan yang ada.
Berikut Kisah Menakjubkan Manusia Yang Bertahan Hidup Di Alam Liar versi
anehdidunia.com
Hiroo Onoda, tentara Jepang yang bertahan
hidup di ganasnya hutan Filipina selama 30 tahun
Semangat berani mati para tentara Jepang
memang tidak lagi diragukan, Di mana mereka memilih gugur secara terhormat di
medan perang daripada harus menyerah pada pihak musuh. Mereka akan melakukan
gencatan senjata apabila itu memang diperintahkan oleh sang komandan atau
langsung dari kaisar mereka sendiri. Ada sebuah kisah di mana salah seorang
tentara Jepang yang berhasil bertahan hidup di sebuah persembunyian selama
kurang lebih 30 tahun lamanya di tengah liarnya hutan belantara Filipina kala
itu, dan kejadian itu terjadi pada masa perang dunia kedua Orang tersebut
adalah Letnan dua Hiroo Onoda, yang merupakan seorang perwira intelijen yang
ditugaskan untuk mencari informasi musuh serta bergerilya di tengah
hutan.
Beragam upaya agar meyakinkan dia untuk menyerah
telah sia-sia belaka. Karena tentara Jepang yang satu ini tidak pernah mau
menyerah hingga titik darah penghabisannya. Kala itu, dengan bermodalkan hanya
sebilah senapan dan sebuah pedang, Hiroo Onoda berjuang habis-habisan untuk
negaranya. Pada masa bergerilya itu, Onoda memang dihadapkan dengan kehidupan
alam liat ditengah hutan yang ganas, namun karena dia telah terlatih secara
matang maka dia berhasil bertahan hidup dengan beragam macam cara di tengah
hutan liar Filipina itu selama 30 tahun lamanya. Dan yang hebatnya, Onoda
menganggap masa 30 tahun bukan waktu yang sia-sia, dia mneganggap bahwa 30
tahun di tengah hutan itu adalah masa pengabdian yang terhormat bagi negaranya
tercinta. Onoda menghembuskan nafas terakhirnya di tanggal 17 Januari tahun
2014 lalu pada usia 91 tahun. PelangiQQ
Hugh Glass, bertahan hidup dengan luka
karena serangan beruang
Jika anda mengetahui sebuah film yang
dibintangi Leonardo Dicaprio yang berjudul The Revenant, di film tersebut
Leonardo Dicaprio memerankan seorang bernama Hugh Glass, di mana tokoh itu
adalah seseorang yang dikenal sebagai seorang penjerat hewan asal Pennsylvania
pada era tahun 1780. Sebuah catatan antik biografi di daratan California,
berhasil memberikan sebuah gambaran mengenai sebuah kisah serorang bernama Hugh
Glass, yaitu sosok legendaris dalam sejarah tanah Amerika. Kisah legendaris
mengenai sosok Hugh glass ini juga telah dituliskan jadi sebuah buku biografi,
novel, dan bahkan juga dijadikan sebuah monumen bersejarah. Sosok Hugh Glass
tersebut jadi banyak dikenal orang dikarenakan pengalaman pahit dia pada saat
diserang induk beruang Grizzly pada era tahun 1823, yang kemudian dia
harus bertahan hidup sendirian di alam liar dengan luka dan cedera serius
karena serangan beruang itu. Dia juga pernah tertangkap oleh suku indian
Pawnee. Oleh suku Pawnee itulah dia banyak belajar mengenai cara bertahan hidup
di liarnya padang gurun.
Karena keberhasilan membunuh beruang
Grizzlyyang ganas itu, Glass mendapat julukan "Ta-Ka-Kur'uks", yang
memiliki arti adalah “beruang putih”. Selama tiga tahun lamanya Glass hidup
bersama suku Pawnee, di mana dia juga menikahi perempuan suku Pawnee di sana.
Pasca diserang oleh beruang, Glass dianggap telah nyaris mati dan dan tak bisa
diselamatkan lagi hidupnya karena luka yang sangat parah. Teman-teman Glass
akhirnya menggali sebuah lubang makam untuk Glass, kemudian mereka mengambil
segala macam kelengkapan, semua senapan Glass, dan juga pisau milik Glass.
Mereka dengan sengaja menelantarkan Glass terbaring tak berdaya begitu saja di
alam liar. Namun ajaibnya, Glass tidak mati, kondisinya berangsur semakin
membaik karena kemauan hidupnya yang tinggi. Ditambah lagi Glass memiliki skill
bertahan hidup yang mumpuni. Glass terus berjalan secara merangkak, dia kala
itu memakan apa saja yang bisa dia makan, dari serangga, buah-buahan, hingga
bangkai-bangkai hewan yang sudah mati. Hingga pada akhirnya dia bisa berjumpa
dengan teman-temannya lagi dala keadaan yang marah karena telah diterlantarkan.
Michael Peter Fomenko, sang Tarzan yang
benar-benar ada
Dikisahkan ada seorang pria yang bernama
Michael Peter Fomenko, berumur 84 tahun, yang tekenal telah menjalani hidup
layaknya Tarzan selama bertahun-tahun lamanya. Semenjak dikucilkan oleh
masyarakat sekitar 60 tahun yang silam, dia akhirnya terpaksa tinggal di tengah
hutan belantara di daratan Australia dengan berbekal tangan kosong. Fomenko
memilih untuk menghuni hutan liar yang letaknya ada di antara lokasi Cape York
dan lokasi Ingham, sebelah utara wilayah Queensland. Orang-orang akhirnya
menjulukinya sebagai Tarzan. Fomenko sebenarnya bukanlah dari golongan pria
biasa, diyakini dulunya dia adalah seorang bangsawan asal Rusia. Setiap hari
Fomenko berjalan kaki serta hanya memakai celana pendek yang sudah lusuh dan
kotor. Dia juga menggendong sebuah karung kumal di bahunya. Dia juga bertahan
hidup dengan cara membunuh buaya kemudian berburu babi liar di alam liar
Australia.
Shoichi Yokoi, sang serdadu Jepang terakhir
di Guam
Dikisahkan ada seorang tentara Jepang yang
sangat terkenal di kalangan masyarakat asli Guam. Ya, dia bernama sersan
Shoichi Yokoi yang pernah bertahan hidup dengan bersembunyi di sebuah lubang
tanah selama kurang lebih seperempat abad di tengah liarnya hutan Guam.
Setelah masa persembunyian selama 30 tahun lamanya di dalam lubang tanah,
akhirnya Yokoi berhasil ditemukan oleh seorang petani setempat tepat pada tahun
1972. Pada saat dibawa keluar dari lubang, Yokoi memelas untuk segera langsung
dibunuh saja di tempat. Namun, karena saat itu parang sudah usai, dua minggu
setelah dia berhasil dtemukan, Yokoi dipulangkan kembali ke rumahnya, di sana
dia disambut sebagai pahlawan yang berjasa besar. Cerita mengenai perjuangkan
Yokoi itu berhasil dibukukan dan diterbitkan di tahun 2009 oleh salah satu
keponakannya sendiri. Segala macam alat-alat bertahan hidupnya yang dulu
kini juga ditampilkan di Museum Guam di wilayah Hagatna. Alat-alat itu termasuk
di antaranya adalah alat perangkap belut dan alat tenun buatan tangan Yokoi
sendiri. Agen BandarQ
Christopher McCandless, yang menentang
sistem peradaban, dan akhirnya memilih hidup di alam liar Alaska
Pada tanggal 1 September 2007, ada sebuah
film yang berjudul “Into the Wild”, dan berhasil meledak di pasaran dunia. Film
yang secara sukses dibintangi Emile Hirsch itu bercerita mengenai pemuda dari
keluarga menengah ke atas yang muak dengan duniawi, dan dia memilih hidup
berpetualang dan hidup secara bebas di alam liar di daratan Alaska. Sepanjang
perjalanan menuju tanah Alaska, McCandless selalu bertemu serta menjalin
persahabatan dengan banyak orang-orang baru. Dengan berbekalkan alat-alat yang
seadanya, serta berbekal pengetahuan survival yang sangat minim.
McCandless telah berhasil menggantungkan
hidupnya kepada alam liar sepenuhnya, dia juga mengabaikan segala macam risiko
alam liar, dan dia dengan tekad yang kuat memilih untuk bertahan hidup di tengah
liarnnya dan kesunyian daratan Alaska, di mana di sana terkenal sebagai dataran
yang kejam, bercuaca ekstrim, dan tidak mengenal belas kasihan pada siapapun.
Pada saat dia memulai perjalanannya menuju alaska, dia memilih sebuah nama
untuk dirinya sendiri sebagai simbol kelahiran barunya, yaitu “Alexander
Supertramp”. Kehidupannya di alam liarnya itu 112 dia catat di sebuah buku
harian pribadinya. Di mana tulisan-tulisannya itu meliputi semua perasaan
gembira serta semua rasa ketakutan terhadap ganasnya alam dan ganasnya
peradaban manusia yang justru membuat manusia tidak memiliki kehendak bebas
sama sekali. Kisah mengenai McCandless ini telah banyak menginspirasi banyak
pihak untuk mendapatkan makna peradaban dan makna kehidupan manusia.
No comments