Begini Jadinya Ketika Anda Memasak di Antartika
Antartika merupakan tempat paling dingin di bumi dan merupakan benua berpenghuni yang paling terisolasi. Saking dinginnya, aktivitas yang bisa dilakukan orang yang di sana pun terbatas. Salah satunya adalah memasak.
Ya, memasak menjadi hal yang tidak mudah di sana karena semua masakan yang dimasak akan berubah menjadi beku dengan cepat. Hal itu juga dirasakan oleh ilmuwan asal Prancis, Cyprien Verseux yang menuliskan blog tentang kegiatannya selama di Stasiun Penelitian Concordia.
Dia bercerita bahwa suhu udara di sana bisa mencapai -80 derajat Celsius selama musim dingin.
“Lingkungan itu tidak bersahabat dan kelangsungan hidup kita bergantung pada teknologi,” kata dia seperti yang dikutip dari laman Metro.co.uk, Jumat, 12 Oktober 2018.
Untuk menunjukkan betapa tidak ramahnya kondisi, Verseux pun sempat pergi ke luar ruangan untuk memasak. Dari situ terlihat bahwa semua masakannya malah terlihat seperti karya seni.
Mulai dari telur yang pecah menggantung di udara saat putih dan kuningnya membeku, telur dadar membeku saat sedang dituangkan dari penggorengan ke piring dan spaghetti yang mengeras saat diambil menggunakan garpu.
“Kami kehabisan makanan segar di awal musim dingin (karena kami tidak memiliki pasokan dari awal Februari hingga awal November), jadi yang kami makan sebagian besar makanan beku,” kata dia.
Itu karena suhu di sana tidak pernah positif. Tetapi terlepas dari itu semua, para peneliti masih menikmati tinggal di sana.
“Meski pun berada di tempat yang tidak ramah, Concordia sangat menarik bagi para peneliti dari berbagai bidang, seperti astronomi dan fisiologi manusia,” kata dia.
Ya, memasak menjadi hal yang tidak mudah di sana karena semua masakan yang dimasak akan berubah menjadi beku dengan cepat. Hal itu juga dirasakan oleh ilmuwan asal Prancis, Cyprien Verseux yang menuliskan blog tentang kegiatannya selama di Stasiun Penelitian Concordia.
Dia bercerita bahwa suhu udara di sana bisa mencapai -80 derajat Celsius selama musim dingin.
“Lingkungan itu tidak bersahabat dan kelangsungan hidup kita bergantung pada teknologi,” kata dia seperti yang dikutip dari laman Metro.co.uk, Jumat, 12 Oktober 2018.
Untuk menunjukkan betapa tidak ramahnya kondisi, Verseux pun sempat pergi ke luar ruangan untuk memasak. Dari situ terlihat bahwa semua masakannya malah terlihat seperti karya seni.
Mulai dari telur yang pecah menggantung di udara saat putih dan kuningnya membeku, telur dadar membeku saat sedang dituangkan dari penggorengan ke piring dan spaghetti yang mengeras saat diambil menggunakan garpu.
“Kami kehabisan makanan segar di awal musim dingin (karena kami tidak memiliki pasokan dari awal Februari hingga awal November), jadi yang kami makan sebagian besar makanan beku,” kata dia.
Itu karena suhu di sana tidak pernah positif. Tetapi terlepas dari itu semua, para peneliti masih menikmati tinggal di sana.
“Meski pun berada di tempat yang tidak ramah, Concordia sangat menarik bagi para peneliti dari berbagai bidang, seperti astronomi dan fisiologi manusia,” kata dia.
No comments