Penemuan Benda Kuno Yang Mengejutkan Para Ilmuwan
Para ahli arkeologi secara terus menerus menemukan benda-benda kuno, yang berasal dari ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Lewat penemuan benda kuno tersebut, kita juga jadi tahu sejarah peradaban zaman dulu. Namun, ada beberapa penemuan benda kuno yang justru membuat kita bingung. Jangankan kita yang orang awam, para ilmuwan pun dibuat bingung oleh penemuan benda kuno itu. Berikut ini adalah benda-benda kuno yang berhasil ditemukan, namun benda tersebut diselimuti misteri.
Kitab Iblis
Penemuan benda kuno yang aneh yang pertama adalah Kitab Iblis, atau dikenal juga dengan nama Codex Gigas. Sesuai namanya, kitab ini berhubungan dengan iblis. Penemuan Kitab Iblis ini penuh dengan misteri karena selain ukurannya yang sangat besar, berbeda dengan kitab-kitab lainnya yang hanya berukuran seperti buku pada umumnya, kitab ini juga tak diketahui tujuan dibuatnya.
Kitab ini diketahui memiliki 620 halaman dan berukuran 1 meter. Begitu besarnya kitab ini sampai dikatakan membutuhkan lebih dari 160 kulit binatang untuk membuatnya dan 2 orang untuk mengangkatnya. Yang membuat orang-orang tercengang bukan hanya ukurannya saja, namun ternyata di dalamnya banyak berisikan kisah iblis. Dinamakan Kitab Iblis karena memang di dalam kitab tersebut ada satu halaman yang memperlihatkan ilustrasi iblis dan penciptaan iblis.
Konon, kitab ini ditulis oleh seorang pendeta di Bohemia (sekarang Republik Ceko) pada abad ke-13 atas perintah iblis. Pendeta tersebut akhirnya dihukum mati dengan cara dikurung hidup-hidup tanpa jalan keluar. Menurut penelitian, kitab ini memang hanya ditulis oleh satu orang, karena kitab ini memiliki keseragaman dari halaman awal sampai halaman akhir. Anehnya, dikatakan kitab ini dibuat dalam waktu yang singkat, yaitu hanya semalam saja, karena pendeta tersebut dibantu oleh iblis. Biasanya, untuk menulis satu buku membutuhkan waktu yang tak sebentar, minimal 2 tahunan. Hingga kini, masih belum diketahui siapa nama pembuatnya, dan untuk apa dia membuat kitab ini.
Peta Piri Reis
Peta Piri Reis ini ditemukan pada tahun 1929 oleh sekelompok sejarawan di Istana Topkapi di Istanbul, Turki. Peta ini tergambar di atas kulit Gazelle tua yang tertanggal tahun 1513. Peta ini menggambarkan Eropa, Afrika Utara, Brazil, dan bahkan Antartika dengan begitu detil. Padahal Antartika baru ditemukan 300 tahun kemudian. Hal itulah yang membuat peta ini aneh dan penuh misteri.
Peta ini ditandatangani oleh seorang laksamana Angkatan Laut Turki bernama Piri Ibn Haji Memmed, yang juga dikenal sebagai Piri Reis. Menurut Piri Reis, peta ini disusun dari 20 peta yang digambar pada zaman Alexander Agung. Dikatakan, peta buatan Piri Reis ini memiliki tingkat detail geografis dan pengetahuan matematika yang jauh melampaui jangkauan navigator dari abad ke-16 atau lebih awal. Keakuratan ini hanya bisa dicapai dengan bantuan survei udara, yang mana pada saat itu pesawat terbang saja masih belum ditemukan. Ada dugaan bahwa peta ini dibuat dengan bantuan makhluk gaib.
Hal menarik lainnya dari Peta Piri Reis adalah tergambarnya Antartika dengan sangat detil. Bahkan peta tersebut bisa menggambarkan wilayah Antartika yang diselimuti es selama 6 ribu tahun. Para ilmuwan pun dibuat kebingungan, bagaimana peta ini bisa dibuat dengan sangat akurat, padahal perlengkapan zaman dulu belum secanggih sekarang. Peta zaman sekarang yang dibuat dengan perlengkapan yang jauh lebih canggih saja masih kalah dibandingkan dengan Peta Piri Reis. Anehnya lagi, terdapat gambar beberapa hewan mitologi di sekitar Greenland, dan tertulis teks: "Dan di negara ini nampaknya ada monster berambut putih, dan juga hewan mirip lembu bertanduk enam." Kira-kira hewan apa itu? Tak ada yang tahu jawabannya.
Mekanisme Antikythera
Berikutnya ada penemuan artifak kuno yang disebut dengan Mekanisme Antikythera. Mekanisme Antikythera ini dikatakan sebagai komputer tertua di dunia. Benda seperti jam ini ditemukan di dekat pulau Antikythera, Yunani pada tahun 1902. Benda berusia 2 ribu tahun ini dipercaya dulunya digunakan oleh ilmuwan Yunani kuno untuk meramal posisi bintang. Pertengahan tahun 2016 lalu, sebuah tim ahli mengungkapkan hasil penelitian terkait artifak tersebut. Dari 35 ribu karakter Yunani berukuran kecil yang terdapat di perangkat itu, terungkap bahwa mekanik Yunani kuno bisa membuat perangkat yang jauh lebih kompleks jika dibandingkan dengan komputer zaman sekarang.
"Mekanisme Antikythera telah mengajarkan kepada kami bahwa para mekanik Yunani kuno dapat merancang dan membangun perangkat yang sangat kompleks. Perangkat itu memiliki skala yang sangat kecil," kata Profesor Alexander Jones, pakar sejarah astronomi kuno dari Institute for Study of the Ancient World di New York, Amerika Serikat. Artifak ini cukup misterius, tidak adanya dokumentasi kontemporer yang menyebutkan atau menjelaskan tentang mekanisme tersebut. Selain itu, tak ada lagi benda serupa yang berhasil ditemukan. Seharusnya, untuk bisa bekerja, benda ini membutuhkan komponen lain, namun hingga sekarang tak ditemukan artifak yang menjadi pasangan dari Mekanisme Antikythera ini.
Baterai Baghdad
Baterai Bahdad adalah sebuah guci keramik, yang sesuai namanya, ditemukan di dekat Baghdad, Irak. Namun, guci ini berbeda dengan guci lain pada umumnya, karena terdapat batang logam dan sebuah tabung yang juga ditemukan bersamanya. Guci ini diperkirakan berusia lebih dari 2 ribu tahun, dan digunakan pada masa Parthian, sekitar tahun 250 SM sampai 224 M. Pada awal ditemukan, guci ini memang tidak menarik, dan akhirnya hanya seperti menjadi pajangan di museum. Namun, setelah kedatangan Wilhelm Konigh, arkeolog asal Jerman, ke museum yang menyimpan guci tersebut pada tahun 1938, barulah diketahui bahwa guci ini ternyata spesial, karena berfungsi sebagai baterai elektrik kuno, yang mana baterai saja baru ditemukan berabad-abad kemudian.
Kemudian, sebuah percobaan pun dilakukan oleh Willard F.M. Gray, seorang teknisi General Electric di Massachusetts, Amerika Serikat. Dia mencoba memasukkan cairan asam ke dalam jambangan yang ada di dalam guci tersebut. Hasilnya, guci tersebut mampu menghasilkan tegangan listrik antara 1,5V sampai 2V. Bahkan, guci yang berfungsi sebagai baterai listrik itu mampu bekerja nonstop selama 18 hari.
Jika pada zaman dulu sudah ada baterai listrik semacam ini, maka penemu baterai sebenarnya bukanlah Alessandro Volta yang menemukan baterai pada tahun 1800. Induksi elektromagnetik yang ada dalam guci baterai listrik itu pun ternyata sudah eksis jauh sebelum ditemukannya induksi elektromagnetik oleh Michael Faraday pada tahun 1831. Dengan kata lain, orang-orang pada zaman dulu ternyata sudah lebih mengerti tentang kelistrikan. Namun muncul satu pertanyaan, apa kegunaan guci ini untuk orang-orang yang hidup zaman dulu?
Ada beberapa teori yang menjelaskan guna dari baterai listrik ini, mulai dari menggunakan guci untuk melapisi benda perak dengan emas (dinamakan dengan proses elektroplating), sampai dengan hanya tempat penyimpanan biasa. Bahkan ada juga yang berpendapat bahwa guci baterai listrik ini digunakan sebagai alat penerangan. Namun, teori itu masih diragukan, karena jika benar guci ini digunakan untuk tempat penyimpanan dan penerangan, seharusnya ditemukan lebih banyak lagi guci serupa. Kenyataannya, guci ini hanya ditemukan satu buah saja.
Artifak Roman Dodecahedron
Roman Dodecahedron adalah sebuah artifak berongga dengan bentuk Dodecahedral, yaitu 12 sisi, dengan setiap sisinya berbentuk segilima. Artifak ini memiliki rongga di dalamnya dan terlihat hingga luar. Kebanyakan artifak ini terbuat dari perunggu dan ada juga beberapa yang terbuat dari batu. Artifak Roman Dodecahedron pertama kali dilaporkan pada awal abad ke-18 dan kemudian mulai ditemukan di berbagai negara di Eropa yang tadinya merupakan bekas jajahan Kekaisaran Romawi. Negara-negara tempat ditemukannya Roman Dodecahedron ini adalah Wales, Hungaria, Itali, Jerman, Perancis, Swiss, Inggris, Belgia, Luksemburg, Belanda, sampai Austria. Ukuran dari benda ini bervariasi, mulai dari 4 cm, hingga 11 cm.
Yang menjadi misteri dari artifak ini adalah kegunaannya. Para ilmuwan dibuat bingung dengan keberadaan artifak ini, untuk apa benda ini dibuat. Beberapa pendapat menyatakan Roman Dodecahedron ini digunakan sebagai tempat lilin untuk penerangan, karena terdapat bekas lilin yang telah mencair saat ditemukan. Pendapat lainnya mengatakan benda ini sebagai dadu, alat menyiram tanaman jika dihubungkan dengan pipa air, mainan anak anak, vas bunga dan instrumen astronomi. Ada juga yang berpendapat bahwa benda ini punya arti religius, mengingat benda ini banyak ditemukan di kuil. Sayangnya, tak ada yang tahu pasti kegunaan dari artifak ini.
Itulah benda-benda kuno paling aneh dan penuh misteri. Tak ada yang tahu kegunaan dari benda-benda tersebut, kecuali pembuatnya, yang sayangnya juga merupakan misteri.
Kitab Iblis
Penemuan benda kuno yang aneh yang pertama adalah Kitab Iblis, atau dikenal juga dengan nama Codex Gigas. Sesuai namanya, kitab ini berhubungan dengan iblis. Penemuan Kitab Iblis ini penuh dengan misteri karena selain ukurannya yang sangat besar, berbeda dengan kitab-kitab lainnya yang hanya berukuran seperti buku pada umumnya, kitab ini juga tak diketahui tujuan dibuatnya.
Kitab ini diketahui memiliki 620 halaman dan berukuran 1 meter. Begitu besarnya kitab ini sampai dikatakan membutuhkan lebih dari 160 kulit binatang untuk membuatnya dan 2 orang untuk mengangkatnya. Yang membuat orang-orang tercengang bukan hanya ukurannya saja, namun ternyata di dalamnya banyak berisikan kisah iblis. Dinamakan Kitab Iblis karena memang di dalam kitab tersebut ada satu halaman yang memperlihatkan ilustrasi iblis dan penciptaan iblis.
Konon, kitab ini ditulis oleh seorang pendeta di Bohemia (sekarang Republik Ceko) pada abad ke-13 atas perintah iblis. Pendeta tersebut akhirnya dihukum mati dengan cara dikurung hidup-hidup tanpa jalan keluar. Menurut penelitian, kitab ini memang hanya ditulis oleh satu orang, karena kitab ini memiliki keseragaman dari halaman awal sampai halaman akhir. Anehnya, dikatakan kitab ini dibuat dalam waktu yang singkat, yaitu hanya semalam saja, karena pendeta tersebut dibantu oleh iblis. Biasanya, untuk menulis satu buku membutuhkan waktu yang tak sebentar, minimal 2 tahunan. Hingga kini, masih belum diketahui siapa nama pembuatnya, dan untuk apa dia membuat kitab ini.
Peta Piri Reis
Peta Piri Reis ini ditemukan pada tahun 1929 oleh sekelompok sejarawan di Istana Topkapi di Istanbul, Turki. Peta ini tergambar di atas kulit Gazelle tua yang tertanggal tahun 1513. Peta ini menggambarkan Eropa, Afrika Utara, Brazil, dan bahkan Antartika dengan begitu detil. Padahal Antartika baru ditemukan 300 tahun kemudian. Hal itulah yang membuat peta ini aneh dan penuh misteri.
Peta ini ditandatangani oleh seorang laksamana Angkatan Laut Turki bernama Piri Ibn Haji Memmed, yang juga dikenal sebagai Piri Reis. Menurut Piri Reis, peta ini disusun dari 20 peta yang digambar pada zaman Alexander Agung. Dikatakan, peta buatan Piri Reis ini memiliki tingkat detail geografis dan pengetahuan matematika yang jauh melampaui jangkauan navigator dari abad ke-16 atau lebih awal. Keakuratan ini hanya bisa dicapai dengan bantuan survei udara, yang mana pada saat itu pesawat terbang saja masih belum ditemukan. Ada dugaan bahwa peta ini dibuat dengan bantuan makhluk gaib.
Hal menarik lainnya dari Peta Piri Reis adalah tergambarnya Antartika dengan sangat detil. Bahkan peta tersebut bisa menggambarkan wilayah Antartika yang diselimuti es selama 6 ribu tahun. Para ilmuwan pun dibuat kebingungan, bagaimana peta ini bisa dibuat dengan sangat akurat, padahal perlengkapan zaman dulu belum secanggih sekarang. Peta zaman sekarang yang dibuat dengan perlengkapan yang jauh lebih canggih saja masih kalah dibandingkan dengan Peta Piri Reis. Anehnya lagi, terdapat gambar beberapa hewan mitologi di sekitar Greenland, dan tertulis teks: "Dan di negara ini nampaknya ada monster berambut putih, dan juga hewan mirip lembu bertanduk enam." Kira-kira hewan apa itu? Tak ada yang tahu jawabannya.
Mekanisme Antikythera
Berikutnya ada penemuan artifak kuno yang disebut dengan Mekanisme Antikythera. Mekanisme Antikythera ini dikatakan sebagai komputer tertua di dunia. Benda seperti jam ini ditemukan di dekat pulau Antikythera, Yunani pada tahun 1902. Benda berusia 2 ribu tahun ini dipercaya dulunya digunakan oleh ilmuwan Yunani kuno untuk meramal posisi bintang. Pertengahan tahun 2016 lalu, sebuah tim ahli mengungkapkan hasil penelitian terkait artifak tersebut. Dari 35 ribu karakter Yunani berukuran kecil yang terdapat di perangkat itu, terungkap bahwa mekanik Yunani kuno bisa membuat perangkat yang jauh lebih kompleks jika dibandingkan dengan komputer zaman sekarang.
"Mekanisme Antikythera telah mengajarkan kepada kami bahwa para mekanik Yunani kuno dapat merancang dan membangun perangkat yang sangat kompleks. Perangkat itu memiliki skala yang sangat kecil," kata Profesor Alexander Jones, pakar sejarah astronomi kuno dari Institute for Study of the Ancient World di New York, Amerika Serikat. Artifak ini cukup misterius, tidak adanya dokumentasi kontemporer yang menyebutkan atau menjelaskan tentang mekanisme tersebut. Selain itu, tak ada lagi benda serupa yang berhasil ditemukan. Seharusnya, untuk bisa bekerja, benda ini membutuhkan komponen lain, namun hingga sekarang tak ditemukan artifak yang menjadi pasangan dari Mekanisme Antikythera ini.
Baterai Baghdad
Baterai Bahdad adalah sebuah guci keramik, yang sesuai namanya, ditemukan di dekat Baghdad, Irak. Namun, guci ini berbeda dengan guci lain pada umumnya, karena terdapat batang logam dan sebuah tabung yang juga ditemukan bersamanya. Guci ini diperkirakan berusia lebih dari 2 ribu tahun, dan digunakan pada masa Parthian, sekitar tahun 250 SM sampai 224 M. Pada awal ditemukan, guci ini memang tidak menarik, dan akhirnya hanya seperti menjadi pajangan di museum. Namun, setelah kedatangan Wilhelm Konigh, arkeolog asal Jerman, ke museum yang menyimpan guci tersebut pada tahun 1938, barulah diketahui bahwa guci ini ternyata spesial, karena berfungsi sebagai baterai elektrik kuno, yang mana baterai saja baru ditemukan berabad-abad kemudian.
Kemudian, sebuah percobaan pun dilakukan oleh Willard F.M. Gray, seorang teknisi General Electric di Massachusetts, Amerika Serikat. Dia mencoba memasukkan cairan asam ke dalam jambangan yang ada di dalam guci tersebut. Hasilnya, guci tersebut mampu menghasilkan tegangan listrik antara 1,5V sampai 2V. Bahkan, guci yang berfungsi sebagai baterai listrik itu mampu bekerja nonstop selama 18 hari.
Jika pada zaman dulu sudah ada baterai listrik semacam ini, maka penemu baterai sebenarnya bukanlah Alessandro Volta yang menemukan baterai pada tahun 1800. Induksi elektromagnetik yang ada dalam guci baterai listrik itu pun ternyata sudah eksis jauh sebelum ditemukannya induksi elektromagnetik oleh Michael Faraday pada tahun 1831. Dengan kata lain, orang-orang pada zaman dulu ternyata sudah lebih mengerti tentang kelistrikan. Namun muncul satu pertanyaan, apa kegunaan guci ini untuk orang-orang yang hidup zaman dulu?
Ada beberapa teori yang menjelaskan guna dari baterai listrik ini, mulai dari menggunakan guci untuk melapisi benda perak dengan emas (dinamakan dengan proses elektroplating), sampai dengan hanya tempat penyimpanan biasa. Bahkan ada juga yang berpendapat bahwa guci baterai listrik ini digunakan sebagai alat penerangan. Namun, teori itu masih diragukan, karena jika benar guci ini digunakan untuk tempat penyimpanan dan penerangan, seharusnya ditemukan lebih banyak lagi guci serupa. Kenyataannya, guci ini hanya ditemukan satu buah saja.
Artifak Roman Dodecahedron
Roman Dodecahedron adalah sebuah artifak berongga dengan bentuk Dodecahedral, yaitu 12 sisi, dengan setiap sisinya berbentuk segilima. Artifak ini memiliki rongga di dalamnya dan terlihat hingga luar. Kebanyakan artifak ini terbuat dari perunggu dan ada juga beberapa yang terbuat dari batu. Artifak Roman Dodecahedron pertama kali dilaporkan pada awal abad ke-18 dan kemudian mulai ditemukan di berbagai negara di Eropa yang tadinya merupakan bekas jajahan Kekaisaran Romawi. Negara-negara tempat ditemukannya Roman Dodecahedron ini adalah Wales, Hungaria, Itali, Jerman, Perancis, Swiss, Inggris, Belgia, Luksemburg, Belanda, sampai Austria. Ukuran dari benda ini bervariasi, mulai dari 4 cm, hingga 11 cm.
Yang menjadi misteri dari artifak ini adalah kegunaannya. Para ilmuwan dibuat bingung dengan keberadaan artifak ini, untuk apa benda ini dibuat. Beberapa pendapat menyatakan Roman Dodecahedron ini digunakan sebagai tempat lilin untuk penerangan, karena terdapat bekas lilin yang telah mencair saat ditemukan. Pendapat lainnya mengatakan benda ini sebagai dadu, alat menyiram tanaman jika dihubungkan dengan pipa air, mainan anak anak, vas bunga dan instrumen astronomi. Ada juga yang berpendapat bahwa benda ini punya arti religius, mengingat benda ini banyak ditemukan di kuil. Sayangnya, tak ada yang tahu pasti kegunaan dari artifak ini.
Itulah benda-benda kuno paling aneh dan penuh misteri. Tak ada yang tahu kegunaan dari benda-benda tersebut, kecuali pembuatnya, yang sayangnya juga merupakan misteri.
No comments