Fakta Mengerikan Fenomena Nuklir Bagi Umat Manusia
Ratu Pelangi - Nuklir memang merupakan sebuah kata yang
sampai saat ini dapat mencekam manusia dan membuat manusia bisa membayangkan
bagaimana kedahsyatan energi yang dihasilkannya. Paparan dari radiasi nuklir
itu terbukti memang amat sangat berbahaya bagi segala spesies makhluk hidup di
bumi, salah satunya adalah manusia. Dampak dari paparan radiasi dapat membekas
selamanya di tubuh manusia. Tentunya para sobat AnehdiDunia.com juga juga dapat
mengingat betapa sangat mengerikannya mengenai adanya kebocoran radiasi nuklir
di Fukushima, serta paparan nuklir yang kuat di kota terbengkalai Chernobyl.
Parahnya, ada dua kubu negara. Yaitu kubu
Korea Utara dan kubu Amerika Serikat, yang saat ini memang sedang meninggikan
reaksi keras semua penduduk dunia mengenai resiko yang dapat ditimbulkan
apabila kedua kubu itu berperang dengan menggunakan bom berkekuatan nuklir.
Dengan tidak adanya bentuk penyalahgunaan pun, kecelakaan dari paparan radiasi
nuklir itu sudah akan berakibat amat sangat fatal serta sangat mematikan.
Berikut di bawah ini bisa para sobat AnehdiDunia.com simak, yaitu tentang
beragam fenomena yang sangat mencengangkan mengenai papaean energi nuklir yang
mengancam peradaban umat manusia di bumi.
Hujan Yang Mengandung Radioaktif Berbahaya
Setelah munculnya berita mengenai adanya
kebocoran energi reaktor nuklir di Fukushima Jepang pada tahun 2011 yang lalu,
kekhawatiran masyarakat dunia atas bahaya energi dan radiasi nuklir semakin
meningkat drastis. Terutama mengenai maraknya berita yang membahas masalah
adanya puing-puing bekas nuklir yang dengan tidak sengaja terbawa oleh arus
laut menuju arah Samudera Pasifik. Hal inilah yang akhirnya membuat resah
seluruh warga Amerika Serikat yang ada di wilayah pesisir barat, di mana sangat
amat dikhawatirkan jika radiasi nuklir itu dapat hinggap ke daratan wilayah
mereka mereka.
Bahkan juga banyak beredar mengenai teori
konspirasi yang menunjukkan bahwa kadar radiasi di wilayah pesisir barat
tersebut menjadi tidak wajar beberapa saat setelah hujan lebat. Namun,
berita itu ternyata sudah dibantah oleh para pakar dan ilmuwan. Para pakar
mengatakan bahwasanya adanya fenomena lonjakan radiasi beberapa saat setelah
turunnya hujan merupakan sebuah fenomena yang sangat alami. Menurut para
peneliti, kadar zat uranium yang ada di dalam jumlah yang cukup besar tersebut
memang sudah ada di dalam unsur tanah serta sejumlah jenis bebatuan yang ada di
sana. Kadar zat uranium yang ada di dalam benda-benda alam tersebut juga telah
mengalami beragam perubahan kimiawi sejak kurang lebih 4,6 milyar tahun yang
lalu.
Yang mana kandungan zat uranium tersebut
perlahan berubah menjadi unsur gas radon yang akhirnya berhasil menembus ke
luar lapisan tanah. Kadangkala gas radon yang sudah terakumulasi itu secara
alami akan runtuh ke permukaan bumi bersama proses presipitasi. Itulah kenapa
hujan di wilayah tersebut kadangkala memiliki kandungan radiasi senyawa nuklir.
Untungnya, walau belum banyak orang tahu, ternyata kandungan gas radon ini bisa
hilang secara alami, dan tidak akan membahayakan kesehatan manusia. PelangiQQ
Radioaktif Terdapat Pada Jamur
Pada saat adanya bencana kebocoran zat
reaktor nuklir di wilayah Fukushima Jepang, kandungan radiasi tersebut menyebar
di sejumlah besar wilayah timut laut kepulauan Jepang. Di wilayang Fukushima
sendiri, bahan makanan yang sumbernya berasal dari wilayah tersebut akan sangat
dibatasi, karena diteliti ternyata memiliki kandungan radiasi yang cukup
tinggi. Kendati demikian, beragam jenis bahan makanan di wilayah perfektur
Fukushima itu masih tidak terlalu berbahaya, karena adanya pemilahan yang
sangat cermat terhadap bahan-bahan makanan di sana.
Namun yang menjadi masalah adalah adanya
budaya penduduk Jepang yang memang sangat suka memetik jamur-jamur liar untuk
mereka olah menjadi makanan, dari kebiasaan itulah bahaya dan resiko terkena
radiasi menjadi sulit terkontrol. Pasalnya, beberapa waktu setelah bencana
radiasi Fukushima, banyak sekali ditemukan jamur liar yang terbukti mempunyai
kandungan radiasi yang sangat tinggi. Bahkan banyak sekali jamur yang sudah
terkontaminasi ditemukan di radius ratusan kilometer dari lokasi kebocoran zat
radiasi tersebut. Hal itu ternyata tidaklah mengherankan, karena sejumlah besar
jenis jamur yang ada di Jepang memang memiliki sifat menyerap radiasi. Tanaman
jamur secara alami memang memiliki daya serap yang sangat tinggi terhadapa
radiasi, dan tanaman jamur juga sempat menjadi solusi para ilmuwan guna bisa
membersihkan kebocoran zat radiasi. Karena kejadian itu, pemerintah
Jepang sempat melarang peredaran tanaman jamur untuk beberapa waktu.
Awan Dengan Kandungan Radioaktif di
Cakrawala Eropa
Hal ini terdengar sangat mencekam memang,
bagaimana tidak, karena terbukti adanya awan yang mengandung radioaktif
terdeteksi di langit Eropa di awal tahun 2011 lalu. Fenomena berbahaya ini
terjadi tidak lama setelah bencana Fukushima. Namun para ilmuwan tidak
menganggap fenomena tersebut sebagai dampak dari bencana Fukushima. Yang pada
akhirnya, fenomena radiasi ini masih menjadi misteri hingga sekarang.
Fenomena yang berbahaya ini untuk pertama
kalinya disadari oleh organisasi Badan Keselamatan Nuklir Republik Ceko. Kantor
mereka berhasil mencatat adanya peningkatan radiasi pada seluruh langit di
sana. Kemudian disusul oleh organisasi nuklir di seluruh daratan Eropa yang
juga berhasil mencatat adanya gejala serupa, di mana mereka mendapati adanya
kandungan zat yodium-131 di dalam udara Eropa. Zat yodium-131 ini sendiri
adalah produk sampingan dari reaksi radiasi nuklir dan juga senjata bertenaga
nuklir.
Para ilmuwan pun banyak yang merasa sangat
kesulitan dalam mendeteksi dari mana asalnya radiasi nuklir tersebut. Kambing
hitam dari fenomena tersebut mulai dicari-cari, dan berbagai pihak juga sempat
menjadi tertuding atas kasus tersebut. Dimulai dari dugaan atas kebocoran kapal
selam yang membawa senjata nuklir, serta adanya kebocoran pada pabrik-pabrik
industri basar di dunia. Salah satu perusahaan industri besar di Budapest
kemudian bersedia bertanggung jawab atas fenomena ini, karena mereka mengakui
adanya unsur kelalaian masalah limbah pabrik pada saat memproduksi alat-alat
kesehatan, yang kemungkinan proses poduksinya menghasilkan radiasi yang sukup
kuat. Meskipun demikian, para ilmuwan masih agak meragukan perusahaan tersebut
yang menjadi penyebabnya.
Serangan Senjata “Dirty Bomb”
Tidak seperti namanya, senjata perang “Dirty
Bomb” ini merupakan bom yang memang tidak didesain untuk bisa meledak. Karena
memang tujuannya bukan untuk diledakkan, namun didesain khusus untuk bisa
mengkontaminasi wilayah tertentu dengan sejumlah materi radioaktif yang sangat
berbahaya. Kendati demikian, resiko ancaman dari bom ini tidak kalah mengerikan
dengan bom yang bisa meledak. Ancaman dari bom ini sempat terjadi di daerah
Chechnya, dan meresahkan para penduduk di sana.
Di wilayah Chechnya, diketahui terdapat
sebuah markas rahasia dari organisasi para teroris yang memang terhubung
langsung dengan tambang uranium dengan melalui jalur rel kereta bawah tanah.
Walau tambang uranium itu bukanlah tempat pembuatan senjata bertenaga nuklir,
tetapi radiasi yang dihasilkan tambang tersebut dapat membunuh sejumlah besar
masyarakat sipil di sekitarnya. Pada akhirnya, aktifitas para teroris dan
tambang uraniumnya menjadi ancaman besar bagi jutaan warga sipil di sana.
Apalagi warga sipil di sana memang sedang ada di dalam masa perang saudara pada
tahun 1994 sampai 1999. Pada saat itu suasana di sana memang sangatlah
mencekam, walaupun ledakan dari radiasi tidak pernah terjadi namun amat sangat
meresahkan masyarakat dalam waktu yang cukup lama. Agen BandarQ
Percobaan
Senjata Nuklir di Totskoye
Tepat di tanggal 14 September tahun 1954,
pemerintahan Uni Soviet melakukan sebuah uji coba yang menunjukkan bahwasanya
peralatan tempur milik Soviet tersebut akan segera dioperasikan di wilayah yang
baru saja guna bisa menjadi situs uji coba nuklir. Namun yang menjadi masalah
adalah pihak Soviet tidak terlalu memberi perhatian dengan sistem kerja uji
coba senjata tersebut, apakah senjata perang bertenaga nuklir itu dapat
berfungsi dengan baik apabila terganggu gelombang elektromagnetik sekitarnya.
Karena pihak soviet sangat ingin melihat
performa peralatan tempur yang mereka miliki, pihak Soviet dengan sengaja
mengirim tentara sebanyak 45.000 orang menuju ground zero, di mana di lokasi
itu memang yang baru saja terjadi ledakan bom nuklir. Ground zero tersebut
terletak tepat di daerah Totskoye, 650 kilometer dari utara laut Kaspia, sangat
dekat dengan perbatasan negara Kazakhstan. Di sana, pemerintah Uni Soviet
memang berbohong tentang bagaimana dampak dari eksperimen sinting ini. Di mana
para tentara uji coba itu hanya diberitahu bahwasanya pengiriman tugas itu
hanya sebuah simulasi nuklir saja. Walhasil, maka para serdadu itu langsung
terpapar zat radiasi, dan sebagian besar langsung terserang penyakit kanker
ganas, dan juga beragam penyakit keracunan radiasi secara massal. Namun
sayangnya, kejadian ini ditutup-tutupi oleh pihak Uni Soviet. Dan gilanya, uji
coba tersebut juga menjadi ancaman serius bagi jutaan penduduk sekitar yang
memang ingin pulang ke tempat asalnya setelah uji coba selesai dilakukan.
No comments